Seorang muslim harus bertanggung jawab terhadap keluarga dan anak istrinya. Ia akan mendapatkan sanksi atas segala kekurangan dan kesesatan yang terjadi di tengah-tengah mereka.
Kehidupan kita di dunia ini pada hakikatnya bak perjalanan seorang musafir. "Bagaikan pengendara yang berteduh di bawah pohon, setelah itu ia pergi lagi dan meninggalkan pohon itu."
Objek kajian Lembaga Perekonomian Umat bertumpu pada persoalan ekonomi seperti zakat, infaq, shadaqah, pajak, asuransi, perbankan, dan sebagainya. Saat ini pelaksanaan lembaga-lembaga perekonomian umat yang berlandaskan syariah itu belumlah optimal atau dikelola secara profesional.
Buku ini merupakan kumpulan teks Khotbah yang dapat memberikan manfaat tersendiri bagi para mubaligh/mubalighat, akademis dan berbagai profesi lainnya. Dalam teks ini mungkin ada penggabungan ayat-ayat Alquran, hadist maupun qaul shahaby.
Apakah Anda telah memiliki kesiapan untuk menikah? Jika Anda yakin telah siap, segeralah melangsungkan pernikahan di Jalan Dakwah.
Keluarga merupakan tiang utama (sokoguru) kekuatan sebuah masyarakat. Ia adalah cermin masyarakat. Jika keluarga kuat dan sehat, kuat dan sehat pulalah masyarakatnya.
"Di sejumlah pesantren salafiyah, buku ini (Tanwir al-Qulub) biasanya dipelajari bersamaan dengan kitab-kitab fikih. Yang sedikit membedakan, kitab ini ditulis oleh seorang pelaku tarekat sekaligus mursyid dari tarekat Naqsyabandiyah."
Mengapa tarbiyah (pendidikan) Rasulullah begitu sukses, monumental, dan mempunyai nilai historis paling tinggi di dunia? Tak lain karena tarbiyah, dakwh dan pembinaan beliau didasarkan pada al-Quran.
Kontroversi selalu melahirkan sensasi. Kontradiksi selalu melahirkan kritik dan opini untuk mengkritisi. Nampaknya itu yang diharapkan dari penulis buku ini. Muhammad Noer berusaha membuka wawasan pembacanya tentang hipnosis dengan terlebih dahulu menggelitik pembaca melalui pengalaman pribadinya dan gejolak emosinya atas respons para sohib yang meragukan hipnosis atas kajian ilmiah di dalamnya.
"Anak nggak bisa diatur. Sok kamu! Ingat, Pur, kau ini kencingnya Pak'e, Mak'e...! Jangan sok pinter! Mau to kowe diadu sama orang tuamu sendiri...? Satu hal yang sama sekali tidak dimengerti Pur. Mengapa hanya karena masalah kalah taruhan, hubungan keluarga antara Mak'e Pak'e-nya dan Lik Pani serta Lik Parto harus dikorbankan. Sebuah Pikiran yang naif dan begitu picik...