Banyak buku aqidah yang ditulis pakar aqidah. Namun buku yang ditulis Sayyid Sabiq ini berbeda dari buku-buku aqidah lainnya. Boleh dibilang buku ini merupakan buku aqidah yang hidup.
Agama-agama tidak menganjurkan nikah beda agama (NBA). Ada institusi yang bahkan mengharamkannya. Memang banyak masalah yang terkait dengannya. Tetapi, abad informasi dan globalisasi mempertemukan pasangan-pasangan muda lintas iman dan agama dalam jalinan cinta.
Ada sesuatu yang baru dan segar dalam buku ini. Biasanya, buku bertema Ummahatul Mukminin (Ibu-Ibu Kaum Mukminin) hanya menyuguhkan biografi dari riwayat hidup mereka.
Kesalahan, kekeliruan, dan kekhilafan adalah tabiat manusia. Penyimpangan perilaku ini bisa dilakukan oleh siapa pun, baik dia seorang muslim biasa, ustadz, aktivis dakwah, maupun murabbi.
Bila Anda ingin tetap berada di jalan dakwah hingga nafas terakhir maka Anda harus bisa melewati berbagai hambatan yang menghadang di jalan dakwah ini, khususnya berbagai hambatan internal.
Keberhasilan Rasulullah membangun umat bukan lantaran kecanggihan teknologi, kekuatan angkatan perang, dan kecakapan orang-orang terdekatnya, melainkan karena beliau memiliki akhlak yang mulia. Bukankah misi mendasar diutusnya beliau ke muka bumi adalah untuk menyempurnakan akhlak?
Politik merupakan wilayah yang kontroversial. Ada yang menyanjung, ada pula yang mencaci maki. Kontroversi ini muncul justru karena kekuatan pengaruhnya bagi kehidupan masyarakat yang begitu nyata. Hanya saja selama ini pemain panggung politik masih didominasi orang-orang yang menjadikan politik sebagai tujuan akhir kariernya, bukan sebagai alat perjuangan menegakkan nilai-nilai idealisme.
Sejarah Islam yang sudah berusia 15 abad dapat dikategorikan dalam tiga periode Klasik (hingga 1250), Pertengahan (hingga 1800) dan Modern (1800 sampai sekarang). Perkembangan pemikiran politik dan ketatanegaraan pun juga dapat dibagi ke dalam periodisasi seperti ini.
Seorang muslim harus bertanggung jawab terhadap keluarga dan anak istrinya. Ia akan mendapatkan sanksi atas segala kekurangan dan kesesatan yang terjadi di tengah-tengah mereka.
Kehidupan kita di dunia ini pada hakikatnya bak perjalanan seorang musafir. "Bagaikan pengendara yang berteduh di bawah pohon, setelah itu ia pergi lagi dan meninggalkan pohon itu."