Cerita persahabatan yang awalnya terlihat biasa, tapi ternyata menjadi rumit. A heartfelt story you truly don't want to miss. - Mikha Tambayong
Belum pernah aku jatuh cinta seperti ini. Begitu menginginkan seseorang di luar kendali hatiku. Tapi, hati kita telah dahulu merintis jalan. Saling bicara dengan bahasa yang hanya mereka yang mengerti.
Untuk kita, yang terlalu malu walau sekadar menyapanya, terlanjur bersemu merah, dada berdegup lebih kencang, keringat dingin di jemari, bahkan sebelum sungguhan berpapasan.
Dear Cinta, Aku teramat bahagia. Hidupku seakan penuh warna kala hadirmu menemani hari-hariku. Sepersekian detik, rasanya tidur tak nyenyak, hati gelisah, pikiran kacau, semua hanya tertuju pada engkau.
"Elu... tega ngasih gue cokelat kadaluarsa!" sembur Indy. Gue jadi oon. "Baju gue kotor," Indy cemberut. Dasar gue lemot over dosis. Sekarang gue baru nyadar kalo cokelat (terutama yang murah) cepat nyair-nya.
... Berulang kali pula Diko ngejailin Kasih. Mulai dari naruh bekas permen karet di kursi Kasih sampai nyembunyiin salah satu buku tugas Kasih.
"Mana mungkin aku tertarik padanya? Dia membuatku takut." "Itulah masalahmu. Kau jarang terlihat bahagia. Karena saat kau menyesapnya, kau langsung menguburnya secepat perasaan itu datang."
Novel tentang bacaan shalat anak 6 tahun dengan latar bencana tsunami ini sangat mengharukan. Nilai keikhlasan dengan halus di jalin pengarangnya ke dalam plot cerita dunia kanak-kanak ini.
Melalui sayembara yang diikutinya, ia dapat menyembuhkan sakit Dewi Sekar Dadu (putri Prabu Minak Sembuyu, raja Blambangan) dan melenyapkan wabah pagebluk di Blambangan, sehingga ia pun dijodohkan dengan putri raja Blambangan tersebut dan sekaligus mendapatkan hadiah separuh Kerajaan Blambangan.