"Ibu, betapa pun besar dan hebat pemberianku padamu, tidak akan pernah dapat menggantikan darah yang pernah kau tumpahkan saat melahirkanku, tidak akan pernah mampu membalas air susumu yang telah mengalir di darahku."
Daisy tidak pernah berharap sesuatu yang muluk. Ia hanya ingin seseorang mencintainya apa adanya, mencintai semua kekurangannya dan juga kelebihannya.
Ribuan sajak minta ditulis segera dalam kertas seperti rasa rindu yang mengeram seperti resep dokter...
The true Courage is in facing danger when you are afraid.
Buku ini memiliki beberapa daya pikat. Pengarangnya, Asma Nadia adalah cerpenis/novelis yang eksis dan pernah meraih berbagai penghargaan tingkat nasional, di antaranya dua tahun berturut-turut sebagai salah satu pengarang terbaik tingkat nasional, versi Adikarya IKAPI (2001, 2002).
Apalah arti memiliki, ketika diri kami sendiri bukanlah milik kami? Apalah arti kehilangan, ketika kami sebenarnya menemukan banyak saat kehilangan, dan sebaliknya, kehilangan banyak pula saat menemukan?
Kita semuanya tahu bahwa roda kehidupan di dunia ini terus berputar, tidak selamanya tetap. Begitu pula perjalanan hidup seseorang tidak selamanya menderita atau bahagia. Namun, perjalanan hidup pasti akan mengalami perubahan sesuai dengan takdir yang telah digariskan oleh Allah Swt.
Membaca Ayat Ayat Cinta membuat angan kita melayang-layang ke negeri seribu menara dan merasakan 'pelangi' akhlak yang menghiasi pesona-pesonanya. Sungguh sebuah cerita yang layak dibaca dan disosialisasikan pada para pemburu bacaan popular yang sudah tidak mengindahkan akhlak sebagai menu utamanya, agar dunia bacaan kita terhiasi karya-karya yang 'membangun'.
Dengan didasari rasa tanggung jawab untuk turut serta melestarikan budaya daerah, dan dirasakan kekurangannya buku petunjuk tentang kesenian daerah Jawa Barat maka atas saran-saran dari para ahli disusunlah buku ini dengan judul : Mengenal Seni Tembang Sunda.