Ada sesuatu yang baru dan segar dalam buku ini. Biasanya, buku bertema Ummahatul Mukminin (Ibu-Ibu Kaum Mukminin) hanya menyuguhkan biografi dari riwayat hidup mereka.
Hidup akan diliputi keagamaan bila kita tak tahu apa tujuan hidup kita. Dalam buku ini, Anda diajak menyelami al-Hikam - hikmah-hikmah ibnu 'Athaillah- agar hidup Anda tidak saja terarah dan bermakna, tapi juga tenteram dan indah!
Bahan perbandingan untuk membangun pendidikan Islam di masa datang. Di dalamnya dibahas antara lain pemikiran Plato. Aristoteles. Platinus yang diserap oleh umat Islam di zaman Bani Umayyah dan Abbasiyah.
Kesalahan, kekeliruan, dan kekhilafan adalah tabiat manusia. Penyimpangan perilaku ini bisa dilakukan oleh siapa pun, baik dia seorang muslim biasa, ustadz, aktivis dakwah, maupun murabbi.
Ketegangan baru Islam Legalistik Vs Mistik Jawa pasca-perlawanan Shekh Siti Jenar, Sunan Panggung, dan Shekh Among Raga.
Jika Muhammad Saw adalah penafsir pertama terhadap teks al-Quran dan realitas Arab empat belas abad yang lalu, maka hadis merupakan kumpulan penafsiran beliau yang selayaknya mendapat tempat bagi umat Islam.
Buku ini kami susun untuk memenuhi kebutuhan bahan bacaan dan juga rujukan bagi para mahasiswa yang mempelajari mata kuliah Akhlak Tasawuf, baik di lingkungan Perguruan Tinggi Islam Negeri, Swasta, maupun Perguruan Tinggi Umum.
Bila Anda ingin tetap berada di jalan dakwah hingga nafas terakhir maka Anda harus bisa melewati berbagai hambatan yang menghadang di jalan dakwah ini, khususnya berbagai hambatan internal.
Buku ini akan membuka cakrawala berpikir pembaca mengenai sastra pesantren dari berbagai sudut pandang penulis. Sampai saat ini, memang belum ada definisi baku tentang istilah sastra pesantren. Namun saya mendefinisikan bahwa sastra pesantren adalah karya sastra yang hidup dan diciptakan kalangan pesantren, atau karya sastra yang bermuatan misi dakwah.
Keberhasilan Rasulullah membangun umat bukan lantaran kecanggihan teknologi, kekuatan angkatan perang, dan kecakapan orang-orang terdekatnya, melainkan karena beliau memiliki akhlak yang mulia. Bukankah misi mendasar diutusnya beliau ke muka bumi adalah untuk menyempurnakan akhlak?